SMA N 1 Kota Bengkulu Terancam Tenggelam, Pelajar Desak Transisi Energi Sekarang Juga
Nasional, Darahjuang.online — Krisis iklim yang salah satunya dipicu pembakaran fosil akan mempercepat kenaikan permukaan air laut sehingga menenggelamkan kawasan pesisir. Jika kenaikan suhu bumi melebihi 1,5 derajat Celciusm maka wilayah pesisir menjadi rentan tenggelam, termasuk wilayah pesisir Bengkulu di mana SMA N 1 Kota Bengkulu berdiri.
Ancaman nyata itu mengemuka dalam dialog urgensi transisi energi yang digelar lewat Roadshow Sekolah Energi Bersih dari Kanopi Hijau Indonesia.
Roadshow ini memaparkan edukasi krisis iklim dan urgensi transisi energi yang digelar pada Kamis 02, Oktober 2025 dengan melibatkan lebih dari 150 siswa SMA Negeri 1 Kota Bengkulu.
Dalam penyampaian materi, narasumber Asma Nadia Harahap dari Kanopi Hijau Indonesia menegaskan bahwa lokasi SMA N 1 Kota Bengkulu menjadi salah satu titik paling rentan terdampak krisis iklim akibat kenaikan muka air laut.
“Jika suhu bumi naik terus, maka kawasan ini bisa menjadi bagian dari wilayah yang hilang akibat kenaikan muka air laut. Artinya, sekolah ini tidak hanya berisiko rusak, tetapi berpotensi benar-benar tenggelam,” ungkapnya di hadapan ratusan peserta. Sebagaimana termuat dalam rilis yang diterima Awak Media DJO, Kamis (2/10/25) malam, via pesan singkat WhatsApp.
Karena itu menurut Asma anak muda termasuk pelajar SMA Negeri 1 Kota Bengkulu memiliki kepentingan yang sangat nyata untuk melawan krisis iklim.
Salah satu wujud nyata melawan krisis iklim adalah mempensiunkan PLTU batubara di Indonesia, termasuk PLTU batubara Teluk Sepang Bengkulu dan mempercepat transisi energi berkeadilan.
Kepala SMAN 1, Syahroni M.Pd.menyatakan dukungan penuh terhadap kampanye transisi energi bersih dan mendukung kegiatan yang melibatkan siswa di sekolah tersebut.
Sementara itu, siswa-siswa yang hadir memberikan respon dan sangat antusias serta bersepakat bahwa transisi energi harus segera dilakukan. Mereka juga menyuarakan keresahan karena ancaman tenggelamnya sekolah bukan lagi isu jauh, melainkan bisa menjadi kenyataan jika terlambat mengambil langkah.
“Sekarang inu memang krisis iklim mulai parah yang dapat dilihat dari berbagai faktor dari ciri-ciri yang terlihat sudah mulai parah. Mungkin ada potensi atau mungkin kemungkinan bakal adanya di 2050 SMA N 1 Kota Bengkulu, tapi aku berharap jangan sampai terjadi,” jelas Ramona Alesia, siswi SMA N 1 Kota Bengkulu.
Selain mengedukasi dan meningkatkan kesadaran peserta, roadshow ini juga menggalang donasi publik untuk mendukung terwujudnya transisi energi.
Donasi yang terkumpul akan dialokasikan untuk pembangunan pembangkit listrik energi bersih di salah satu komunitas belajar di Kelurahan Teluk Sepang. (Rls/01)