Alaku
Alaku
Alaku

Aksi Akbar Sumut Menuntut Bubarkan DPR, Bentuk Dewan Rakyat

Aksi Akbar Sumut Menuntut Bubarkan DPR, Bentuk Dewan Rakyat.

Medan, Darahjuang.online – Massa Mahasiswa mengadakan orasi di jalan Ahmadyani depan kantor Pos atau yang bersebelahan dengan Bank Indonesia (BI) Sumatera Utara hari Senin (01/09/2025). Seruan kemarahan bukan kali pertama. Ini adalah bara yang selama ini dirawat terus menerus. Sudah saatnya, bara api menjadi api kemarahan yang berkobar, kata mereka.

Alaku

Ingat bagaimana Joko Widodo mengacaukan negara dengan berbagai kebijakan? Omnibus Law, yang merugikan buruh, pelemahan Komisi, Pemberantasan Korupsi (KPK), Food Estate yang merampas tanah rakyat dan merusak lingkungan; bahkan manipulasi regulasi untuk melanggengkan dinastinya melalui Gibran Rakabumi sebagai wakil Presiden.

Berbagai kebijakan yang dibuat sama sekali tidak menguntungkan rakyat: buruh, termasuk guru dan dosen, petani, mahasiswa dan kaum miskin. Sebaliknya, justru menguntungkan penguasa (Oligarki), anggota DPR RI justru menikmati kemewahan dari pajak yang dipungut dari rakyat.

Mereka diberi tunjangan rumah, diberi fasilitas mobil mewah. Mereka diberi tunjangan dinas ke luar negeri padahal guru honor digaji 3 bulan sekali. Ditengah gelombang protes, anggota DPR justru menghina tuntutan rakyat dengan menyebut rakyat ” tolol ” rakyat jelata. Joget-joget di Gedung DPR. Ini menjadi puncak kemarahan rakyat.

Massa Mahasiswa menyebutkan yel – yel Revolusi, Revolusi, Revolusi….. Oleh karena itu, kami Akumulasi Buruh dan Rakyat Sumatera Utara (AKBAR SUMUT), menuntut.

Bubarkan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR). Bentuk Dewan Rakyat, Batalkan semua kenaikan pajak untuk rakyat, alihkan kepada kebutuhan dasar rakyat; Pendidikan dan Kesehatan, Lakukan evaluasi dan reformasi menyeluruh Institusi Kepolisian agar menjadi Lembaga yang profesional, akuntabel, demokratis dan bebas dari penyalahgunaan kekuasaan. Usut tuntas pelindas Affan dan Adili seluruh aparat keamanan yang menyebabkan kematian Affan.

Dihari sore situasi mendung ancaman hujan hendak turun, mereka putar balik berjalan bersama-sama menuju jalan Ahmadyani dari stasiun Kreta Api, jalan Pangkal Pinang sampai di jalan Ahmadyani mereka mengadakan orasinya. (22)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *