Alaku
Alaku
Alaku

BEM SI BENGKULU “Ketika BBM Langka, Pemerintah Diam, dan Gubernur Bicara Aman Di Situlah Rakyat Dikhianati.”

KOORDINATOR BADAN EKSEKUTIF MAHASISWA SELURUH INDONESIA (BEM SI) WILAYAH BENGKULU

“Ketika BBM Langka, Pemerintah Diam, dan Gubernur Bicara Aman Di Situlah Rakyat Dikhianati.”

Alaku

 

Bengkulu sedang tidak baik-baik saja.

Antrean panjang kendaraan di berbagai SPBU menjadi potret getir kehidupan rakyat yang dibiarkan berjuang sendiri. Nelayan tidak bisa melaut, petani menunda pekerjaan, ojek rakyat kehilangan pendapatan, dan masyarakat kecil terpaksa mengantre berjam-jam hanya untuk mendapatkan beberapa liter BBM.

Namun di atas penderitaan itu, Gubernur Bengkulu Helmi Hasan justru dengan enteng menyatakan bahwa “BBM di Bengkulu aman.”

Pernyataan itu tidak hanya keliru, tapi juga menunjukkan betapa jauhnya pemerintah daerah dari kenyataan hidup rakyat. Aman bagi siapa? Bagi rakyat yang mengantre hingga malam hari, atau bagi pejabat yang hanya melihat laporan di atas meja?

Kenyataan di lapangan tidak bisa ditutupi dengan kalimat normatif.

Rakyat tidak butuh hiburan dari kata “aman,” mereka butuh jaminan, tindakan, dan kehadiran nyata pemerintah. Ketika antrean menjadi pemandangan harian, maka jelas bahwa pemerintah provinsi Bengkulu gagal memastikan distribusi dan pengawasan energi di daerah ini.

Sebagai Koordinator Wilayah BEM SI Bengkulu,

saya, Kelvin Malindo, menilai bahwa ini bukan sekadar kelangkaan, tapi bentuk nyata dari ketidakmampuan pemerintah daerah membaca situasi dan menjalankan tanggung jawab moralnya kepada rakyat.

Krisis BBM ini adalah simbol dari kepemimpinan yang kehilangan arah kepemimpinan yang lebih sibuk berbicara daripada bekerja.

Oleh karena itu,

saya, Kelvin Malindo, Koordinator Wilayah BEM SI Bengkulu, menuntut:

Gubernur Helmi Hasan untuk segera turun langsung ke lapangan, bukan hanya membuat pernyataan di balik meja kekuasaan. Hadir dan dengarkan sendiri jeritan rakyat Bengkulu di SPBU!

Pemerintah Provinsi Bengkulu membuka secara transparan data stok dan alur distribusi BBM, agar publik tahu siapa yang bermain di balik kelangkaan ini.

Tindak tegas pelaku penimbunan dan oknum yang mempermainkan distribusi BBM, tanpa pandang bulu, siapapun di baliknya.

Segera bentuk tim independen pengawasan distribusi energi daerah, melibatkan mahasiswa dan masyarakat sipil sebagai pengawas publik.

Jika dalam waktu dekat tidak ada langkah konkret, maka saya pastikan, mahasiswa Bengkulu tidak akan diam.

Kami akan bergerak bukan untuk kepentingan politik, tetapi untuk memastikan pemerintah benar-benar bekerja untuk rakyatnya sendiri.

Gubernur Helmi Hasan harus tahu:

Kepemimpinan tidak diukur dari seberapa banyak bicara, tetapi seberapa berani bertanggung jawab atas penderitaan rakyatnya.

Dan hari ini, tanggung jawab itu belum tampak sama sekali.

Selama antrean masih mengular, selama rakyat masih menjerit karena sulit mendapatkan BBM, maka kata “aman” itu hanyalah kebohongan publik yang menyinggung nurani rakyat Bengkulu.

Kelvin Malindo

Koordinator Wilayah

Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia (BEM SI) Wilayah Bengkulu.

Di rilis pada media DJO. Sabtu (8/11/24).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *