Medan, Darah Juang Online – Suasana haru penyambutan jamaah haji Kloter 9 asal Medan di Asrama Haji, Minggu (22/6/2025), sempat diwarnai insiden yang kurang menyenangkan.
Beberapa awak media yang tengah meliput di Aula Madinatul Hujjaj diminta mundur oleh aparat Satpol PP Pemko Medan dan protokoler, saat berada di area belakang Wali Kota Medan, Rico Tri Putra Bayu Waas.
Larangan tersebut sontak menimbulkan kekecewaan, terutama di kalangan jurnalis yang merasa dibatasi dalam menjalankan tugasnya.
“Padahal zaman Wali Kota Medan Bapak Abdillah, Bapak Dzulmi Eldin, kita justru dirangkul. Duduk bersama, diajak ngopi di kantin,” ujar Faisal Syahputra, wartawan RRI yang telah puluhan tahun meliput proses pemberangkatan dan pemulangan haji.
Dalam video yang beredar, Satpol PP terlihat aktif memberi isyarat kepada beberapa orang untuk menjauh dari posisi strategis di area belakang wali kota.
Suasana ini menimbulkan bisik-bisik dari pengunjung yang merasa heran dengan pembatasan berlebihan tersebut, apalagi dalam acara publik yang selama ini dikenal hangat dan terbuka.
Kabdi keamanan PPIH Debarkasi Medan, AKBP Yudiatnis, ST, MH pun akhirnya turun tangan. Mereka meminta seluruh pengunjung yang tidak memiliki tanda pengenal resmi untuk keluar dari Aula 1.
Tak lama kemudian, petugas keamanan langsung menggiring Satpol PP dan protokoler keluar dari ruangan untuk meredam ketegangan.
Insiden ini menjadi catatan tersendiri dalam momen pemulangan haji yang seharusnya sarat makna kebersamaan. Sorotan publik terhadap cara protokoler pemerintah dalam memperlakukan jurnalis pun kembali mengemuka—menyisakan tanya: masih adakah ruang dialog yang setara di antara pemerintah dan media. (02)