Alaku
Alaku

Cikal Bakal Berdirinya HMI Di Kampus IAI Sumbar Pariaman

  • Bagikan

Oleh: Yudi Hernandez
(Formatur/Ketua Umum HMI Cabang Pariaman)

Pariaman, Darah Juang Online – Latar belakang berdirinya kampus Institut Agama Islam Sumatera Barat (IAI Sumbar) Pariaman adalah dalam rangka untuk mendukung pengembangan perguruan tinggi Islam di kota pariaman yang mempunyai visi dalam mewujudkan pendidikan yang berlandaskan kepada Al-Qur’an dan Hadis serta memiliki pemahaman yang utuh sesuai ajaran agama Islam. Melalui pembelajaran di IAI Sumbar Pariaman, diharapkan akan melahirkan para ulama dan ilmuwan yang memiliki pemahaman yang baik tentang pendidikan dan ajaran islam, sehingga memberikan manfaat dan kontribusi terhadap agama, bangsa dan negara.

Alaku

Kampus IAI Sumbar Pariaman yang memiliki enam Program Studi dalam menunjang proses pendidikan di sebuah perguruan tinggi swasta di Kota Pariaman, yaitu; Pendidikan Agama Islam, Pendidikan Bimbingan dan Konseling Islam, Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah, Psikologi Islam, Perbankan Syariah dan Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir.

Perguruan tinggi dengan bentuk Institut pertama yang ada di Pariaman ini terdiri atas dasar Keputusan Izin Kemenag RI No. 311 Tahun 2019 tentang Izin Penyelenggaraan Program Studi Jenjang Strata Satu (S-1) dan Kampus Terakreditasi oleh BAN-PT No: 182/BAN-PT/Akred-Min/XII/2018, sehingga semua Program Studi telah bisa melaksanakan proses perkuliahan pada bulan September 2019 untuk angkatan pertama di semua jurusan yang berada di bawah IAI Sumbar Pariaman.

Dalam rangka meningkatkan rasio ilmu pengetahuan yang menganut keislaman, maka penyelenggaraan pendidikan di IAI Sumbar Pariaman dirasakan sebagai kebutuhan mendesak karena tuntutan kebutuhan masyarakat akan tuntutan perkembangan ilmu-ilmu keagamaan yang cepat. Permasalahan yang muncul dalam masyarakat Indonesia tumbuh semakin kompleks, sehingga membutuhkan pendekatan yang bersifat multidimensi.

Kehadiran IAI Sumbar Pariaman, yang tidak hanya sebagai ilmu murni, tetapi juga sebagai ilmu terapan dalam upaya mencari solusi permasalahan individu dan sosial dalam konteks Ke-Islaman, keluarga, organisasi dan komunitas. Kampus keagamaan IAI Sumbar Pariaman secara substansial juga melihat persoalan-persoalan sosial melalui pendekatan manusia secara utuh melalui pendekatan Biopsikososial.

Dengan kehadiran kampus IAI Sumbar Pariaman di sambut baik oleh Himpunan Mahasiswa Islam (HMI). HMI dengan profil Muslim, Intelektual serta Prefesional. Dengan memiliki tiga ranah yaitu Struktural, Fungsional dan Perkaderan. HMI di Pariaman yang mencakup dua wilayah yaitu terdiri Kabupaten Padang Pariaman dan Kota Pariaman. HMI di tingkat Kabupaten/Kota dinamakan Cabang. Kemudian ada Lembaga Pengembangan Profesi (LPP) sebagai lembaga semi otonom setingkat cabang dan Komisariat yang berada di tingkat kampus.

HMI masuk ke kampus IAI Sumbar Pariaman tidak lama setelah berdiri kampus tersebut. Dengan Surat Keputusan (SK) pengurus HMI Cabang Pariaman Nomor: 64/A/SEK/06/1444 H sebagai bentuk pengesahan tim Kelompok Kerja (Pokja) dalam mengembangkan HMI di Kampus IAI Sumbar. SK yang di keluarkan oleh pengurus HMI Cabang Pariaman pada tanggal 9 Januari 2023.

Cikal bakal berdirinya HMI di Kampus IAI Sumbar Pariaman dengan bergabungnya beberapa mahasiswa di kampus tersebut di akhir tahun 2021. Saat itu Basic Training yang di adakan oleh Komisariat STKIP YDB Lubuk Alung yang melahirkan produk yang bernama Kader Labah. Peserta dari IAI Sumbar Pariaman di dominasi oleh para Tuangku yang berasal dari tamatan pesantren Nurul Yakin Ringan-Ringan.

Setelah itu Basic Training LK 1 perdana di inisiasi oleh tim Pokja IAI Sumbar dilaksanakan pada tanggal 08 sampai 12 Maret 2023. Training dengan peserta yang di dominasi oleh mahasiswa yang berasal dari kampus IAI Sumbar Pariaman. Kader-kader dari latar belakang pesantren tersebutlah nantinya sebagai garda terdepan dalam mewarnai pergerakan HMI di Pariaman.

HMI di Piaman (Kota Pariaman dan Kabupaten Padang Pariaman yang menghimpun mahasiswa yang beragama islam harus menonjolkan karakter agamaisnya. Mengingat sejarah panjang proses islamisasi di Piaman yang dilakukan oleh Syekh Burhanuddin. Surau adalah sarana tempat penempaan dan pendalaman ilmu agama. Di piaman surau harus dijadikan karateristik oleh kader HMI. Jika HMI di Ciputat terkenal dengan Filsafatnya, HMI di Makassar terkenal dengan gerakannya, HMI di Piaman dengan corak agamaisnya.

Penulis: 27Editor: Tim redaksi
  • Bagikan

Respon (1)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *