Alaku
Alaku
Alaku

Pemilihan Badunsanak di Minangkabau. Catatan Pilkada/ Pilleg/ Pilwana

Pemilihan Badunsanak di Minangkabau. Catatan Pilkada/ Pilleg/ Pilwana

Oleh : Masnaidi B, S.Kom, M.A.P
Tokoh Malalo Tigo Jurai

Alaku

Hiduik di Minangkabau mesti menurutkan adaik istiadaik dan budaya yang berlaku di minangkabau (adaik salingka nagari dan adaik sabatang panjang). “Adaik basandikan syara’, syara’ basandikan kitabullah, syara’ mangato adaik mamakai” begitu perjanjian sumpah sati bukit marapalam yang menjadi landasan berfikir dan berprilaku masyarakat Minangkabau. Begitu juga dalam kehidupan berdemokrasi di Sumatera Barat sebagaimana pada pelaksanaan pemilihan kepemimpanan berupa Pemilihan Kepala Daerah/ Pemilihan Legislatif/ Pemilihan Walinagari dan Pemilihan lainnya juga semestinya memakai falsafah adaik Minangkabau. Upaya menyatukan antara Demokrasi lansung dengan adaik Minangkabau terus dilakukan dengan membuat jargon Pilkada/ Pilleg/ Pilwana badunsanak.

Jika kita telusuri Badunsanak itu sendiri memiliki makna hubungan kekerabatan yang disandarkan pada satu garis keturunan dan kalo diminangkabau hubungan dunsanak disandarkan pada garis keturunan ibu. Dengan hubungan badunsanak seseorang akan saling menjaga dan menghormati dunsanak yang yang lain dalam kehidupan demokrasi sesuai dengan pepatah Nan kuriak iyolah kundi,nan merah iyolah sago Nan baiak iyolah budi, nan indah iyolah baso, Kuek rumah dek basandi, rusak sandi rumah binaso Kuek bangso karano budi, rusak budi bangso binaso.

Masyarakat Minangkabau tentu tidak akan mungkin melukai dan menzolimi dunsanaknya. namun jika ada pertikaian kecil akibat demokrasi itu biasa bagi mereka yang badunsanak dan tidak sampai memunculkan perceraian dan memutuskan hubungan dunsanak, badindiang sampai kalangik. Dalam Pemilihan, mereka yang badunsanak akan saling menyokong dalam kebenaran dan mengingatkan (komunikasi) jika ada kekhilafan, kok talonsong elok suruik.

Dalam berkomunikasipun juga sudah diatur dalam kehidupan masyarakat minang. Dalam kehidupan sehari-hari dan dalam hubungan badunsanak termasuk dalam pelaksanaan Pilkada/Pilleg/Pilwana kita mengenal ada empat pola komunikasi (Kato nan ampek) dalam masyarakat yaitu :

Pertama kato mandaki yaitu berkata sopan dan lemah lembut kepada orang yang disegani yang lebih lebih tua. Ini lebih banyak digunakan oleh anak kepada bapak, murid kepada guru, bawahan kepada atasan, Nan disuruah kapado nan manyuruah, nan diatur kapado nan mangatur, nan ditolong kapado nan manolong, nan dipiliah kapado nan mamiliah.

Kedua kato mandata yaitu berkata menghargai kepada sesama besar, sepantaran, selevel. Hal ini biasa dilakukan dalam pergaulan sesama anak muda, teman seangkatan, kawan bergurau, teman berjuang, teman curhat, teman berdebat, sesama tim sukses, sesama pemilih, sesama calon, sesama punya kepentingan, sesama penyebar hoax, sesama pembuat issue.

Ketiga kato menurun yaitu berbicara kepada yang lebih muda dengan memberikan pelajaran dan contoh teladan.Pola komunikasi ini biasa digunakan dari yang Bapak kepada anak, guru kepada murid, atasan kepada bawahan, Nan Manyuruah kapado nan disuruah, Nan Mangatur kapado nan diatur, Nan Manolong kapado nan ditolong, Nan Mamiliah kapado nan dipiliah.

Keempat kato malereang yaitu berbicara dengan menggunakan bahasa kiasan, sindiran kepada orang yang memiliki hubungan khusus dengan kita atau orang yang kita patuhi dan kepada orang yang tidak mungkin kita berbicara secara lansung/ blak-blakan. Biasanya pola komunikasi ini digunakan Mamak Rumah kepada Sumando, Mertua kepada menantu, Istri kepada mantan istri, suami kepada mantan suami, Mantan Pasangan Calon Pilkada kepada Pasangan Calon Pilkada sekarang, Mantan Calon Walinagari kepada Calon Walinagari, Mantan Calon Legislatif kepada calon legislatif, Mantan pemilih kepada pemilih, Mantan pendukung kepada pendukung, Mantan Tim sukses kepada tim sukses.

Kemudian dalam pemilihan badunsanakpun, dilaksanakan pembagian tugas dan kewenangan dengan menerapkan prinsip manajemen The Right Man In The Right Job, menempatkan seseorang sesuai/profesi/peran sesuai dengan kemampuannya, dan dalam kehidupan masyarakat minang ini sudah menjadi filososfi hidup, Yaitu:

Nan buto pahambuih lasuang, ini adalah kelompok yang biasa kita temui dilapangan sebagai tim teknis yang mengerjakan pekerjaan paling teknis. Mereka hanya mengerjakan apa yang disuruh, tidak melihat apa yang dikerjakan benar atau salah, berbicara hanya Taunya mereka saja yang benar, tidak mau tau dengan raso dan pareso, budi baik kucindam murah tak laku bagi mereka. Bakaruak arang pun biasa bagi mereka, batagang urek lihia makanan sehari-hari. Kebanggan bagi mereka ketika tugas selesai dan meraih kemenangan apapun caranya.

Nan pakak palapeh badia, kelompok ini biasa disebut corong. Kelompok ini merupakan kelompok yang bertugas menyebarkan informasi ke masyarakat. Informasi yang sebarkan bisa berupa informasi yang sehat, positif, bahkan tak jarang juga informasi yang menyesatkan (hoax). Ketika proses penyampaian informasi ini disusun secara sistematis dan terstruktur sehingga masuk kedalam logika berfikir masyarakat. Kelompok ini biasa kita temui sebagai tukang ota di lapau dengan kopi sakarek, Tukang sebar berita di Facebook,Whatssapp, IG, Twitter, Tukang hoyak, Tukang Debat. Kalo dalam setiap pertemuan akan tampak ciri-cirinya karena sangat mudah dikenali orang seperti ini.

Nan lumpuah pahunyi rumah, kelompok ini memiliki kemampuan khusus dalam mengelola administrasi di Kantor/ Sekretariat/ Posko/ Rumah. Kemampuan menyiapkan semua kebutuhan administrasi dan perlengkapan yang dibutuhkan dalam kegiatan adalah kelebihan yang dimiliki. Saat ini pendokumentasian secara manual, elektronik dan visual adalah kebutuhan mutlak. Segala kebutuhan dan perlengkapan (logistik) menentukan suskes apa tidaknya sebuah pergerakan/ perjuangan. Logistik memang tidak bisa memenangkan perjuangan/ perang tetapi kemenangan tidak akan diperoleh tanpa logistik.

Nan patah pangajuik ayam, kelompok ini memiliki kemampuan untuk meng-counter berita/issu negatif dalam suatu perjuangan. Menjaga kekuatan yang dimiliki dari serangan musuh. Kelompok ini lebih cenderung pada peran mempertahankan apa yang sudah dimiliki dalam perjuangan/ benteng pertahanan hal ini tercermin pada pangajuik ayam. Fungsi ini cukup vital dan membutuhkan kemampuan mengkonsolidasikan yang baik.

Nan bingguang kadisuruah-suruah, kelompok ini lebih identik dengan pekerjaan melayani kebutuhan yang diperlukan oleh tim perjuangan. Apapun perintah akan dilaksanakan sesuai dengan arahan.

Nan cadiak bao baiyo, kelompok ini masuk kedalam tim ahli yang memiliki konsep serta strategi dalam memenangkan pertarungan. Biasanya dinamakan tim kecil, tim khusus, tim hantu, tim bayangan, tim master, tim expert. Tim ini banyak diisi oleh orang bergelar dan bertitel banyak serta ada juga yang sudah sarat pengalaman lapangan. Tim ini kerjanya mengamati dan menerima laporan serta melakukan kajian/analisis serta merumuskan strategi yang akan dilaksanakan.

Nan kayo bakeh batenggang, dalam setiap helat pemilihan sering kita dengar istilah Funding, donator, Cukong, Kapa Gulo, Penyandang Dana. Kelompok ini memiliki peran yang vital dalam pertarungan perhelatan Pilkada/Plleg/Pilwana. Tanpa dana semua perencanaan dan aktivitas tim tidak akan bisa dilaksanakan, kalaupun berjalan tentu dengan semangat dan motovasi yang kuat ditengah masyarakat untuk menyumbangkan tenaga dan waktunya. Namun dalam perhelatan Pilkada/Pilleg/Pilwana beberapa saat yang lalu, selalu persoalan dana menjadi penentu kemenangan dalam setiap pertarungan.

Dari pendekatan demokrasi lansung dan hubungan badunsanak di Minangkabau, mungkin pola seperti inilah yang dimaksud dengan Pemilihan Badunsanak dalam setiap suksesi pemilihan kepemimpinan (demokrasi) Minangkabau, hal ini sering dialami dalam kehidupan sehari-hari. Apakah ini sudah sesuai dengan prinsip adaik basandikan sara’ Sara’ basandikan kitabullah di Minangkabau? atau memang ini adalah hal yang efektif dan tidak menyisakan konflik ditengah masyarakat?
Wallahu’alam.

Penulis juga Wartawan / Koperwil Media Darah Juang Online Sumatera Barat

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *