Alaku
Alaku
Alaku

SEB jilid 3 Tegaskan Transisi energi artinya mempensiunkan PLTU Batubara Teluk Sepang

SEB jilid 3 Tegaskan Transisi energi artinya mempensiunkan PLTU Batubara Teluk Sepang

 

Alaku

Nasional, Darahjuang.online — Sekolah Energi Bersih (SEB) jilid 3 yang digagas Kanopi Hijau Indonesia Kembali melakukan kunjungan ke sekolah menengah Negeri 3 dan SMK Negeri 2 kota Bengkulu. Kunjungan yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran publik tentang urgensi transisi energi.

 

Adapun tema diskusi yang diangkat kali ini adalah bahaya limbah PLTU batubara dan pentingnya transisi energi yang disampaikan Cimbyo Ketaren dari Kanopi Hijau Indonesia (KHI).

 

Kegiatan ini dimulai dengan sambutan dari Zon Tusdi, Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan SMK N 2 Kota Bengkulu yang menyatakan bahwa saat ini bumi sedang berada di kondisi perubahan suhu ekstrim yang mengakibatkan pendidihan global.

 

“Maka dari itu perlu adanya suatu kelompok yang mencoba melakukan langkah peduli terhadap lingkungan. Kegiatan ini edukasi yang baik bagi anak-anak SMK N 2 Kota Bengkulu, diharapkan para siswa dapat memahami dan mencintai lingkungan sehingga berdampak kepada anak cucu. Kalau boleh berharap kegiatan ini dilaksanakan berkala, seperti 6 bulan sekali atau satu tahun sekali karna sangat membantu untuk edukasi karna kegiatan yang dilaksanakan oleh Kanopi sangat besar dampaknya kedepan,” katanya. Sebagaimana termuat dalam rilis yang diterima Awak Media DJO. Jumat (17/10/25) via pesan singkat WhatsApp.

 

Pernyataan ini selaras dengan Emiliya Putri Zein, Wakil Kepala Sekolah bidang Kesiswaan SMA N 3 Kota Bengkulu yang mengungkapkan dukungan kepada Kanopi Hijau Indonesia yang telah melaksanakan kegiatan ini.

 

“Mudah-mudahan nanti apapun yang disampaikan oleh kakak-kakak mu ini, bisa menjadi pedoman bagimu kedepannya bagaimana iklim kita ini sedang dalam keadaan tidak baik-baik saja”, ucapnya.

 

Para siswa yang ikut SEB menyatakan dukungan dan tuntutan kepada pemerintah untuk mempercepat transisi energi denga mempensiunkan PLTU batubara, termasuk PLTU batubara Teluk Sepang yang dinilai membawa kerusakan bagi lingkungan dan kesehatan warga.

 

Kegiatan ini membuka mata banyak pelajar tentang bagaimana energi batubara menjadi penyumbang besar krisis iklim, sekaligus limbah PLTU batubara yang mengakibatkan pencemaran lingkungan di Bengkulu.

 

“Menurutku, PLTU batubara itu jahat. Memang benar bahwa PLTU itu pembangkit listrik tapi kita sekarang sudah berada di zaman teknologi yang maju, ada pilihan tenaga surya, tenaga angin contohnya di SMA Sint Carolus yang menggunakan tenaga angin untuk menghidupkan listrik,” ujar Akbar Hadafi siswa SMA N 3 Kota Bengkulu.

 

Pernyataan yang sama juga menguat di SMK N 2 Kota Bengkulu, di mana para pelajar menyadari dampak buruk PLTU dan memantik semangat mereka untuk bersuara.

 

“Kepada pemerintah agar segera tutup PLTU batubara Teluk Sepang sekarang juga,” kata Rozi Noprianza siswa SMK N 2 Kota Bengkulu.

 

Cimbyo Ketaren dari Kanopi Hijau Indonesia menyampaikan bahwa limbah Fly Ash dan Bottom Ash (FABA) yang dibuang sembarangan merusak lingkungan dan kesehatan warga seperti yang dialami warga Air Sebakul di mana sumur mereka tercemar limbah kimia.

 

Kemudian jaringan tower listrik PLTU batubara Teluk Sepang juga mengancam keselamatan dan merugikan masyarakat Desa Padang Kuas, Seluma. Alat elektronik milik warga rusak dan meledak terpapar gelombang listrik sejak tower Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) berdiri.

 

Melalui road show ini, diharapkan, kesadaran tentang kondisi iklim dan pemulihannya tumbuh di kalangan muda Bengkulu, khususnya para pelajar sehingga mereka menjadi bagian dari perubahan.

 

Di sela kegiatan SEB di kedua sekolah ini juga diadakan pengumpulan donasi publik untuk membangun pembangkit listrik tenaga surya di sarana pendidikan dini di Kelurahan Teluk Sepang, Kota Bengkulu. (Rls/01)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *