SURABAYA, Darahjuang.online – Lita Machfud Arifin Ketua Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Partai NasDem Jawa timur telah melantik Syaiful Ma’arif sebagai nakhoda baru memimpin Surabaya sekaligus pengurus DPD dan DPC di Ballroom Swis-Belinn Hotel, Minggu (29/6/2025).
Ketua DPW Partai NasDem Jawa Timur, Lita Machfud Arifin mengatakan momentum ini menjadi titik awal konsolidasi kekuatan NasDem di Surabaya menyongsong agenda politik besar di tahun 2029 dan 2031. Ratusan kader, tokoh politik, dan jajaran pengurus partai turut menghadiri prosesi pelantikan tersebut.
Dia menegaskan bahwa politik bukan sekadar perebutan kekuasaan, melainkan ruang pengabdian untuk rakyat.
“Saya masuk ke dunia politik bukan karena ambisi, tapi karena keyakinan bahwa jika orang-orang baik menjauh dari politik, maka ruang itu akan diisi oleh mereka yang tidak punya niat baik. Politik harus jadi ladang amal, bukan jalan kepentingan pribadi,” ungkap Lita, yang juga anggota Komisi X DPR RI.
Dalam kesempatan itu, Lita mengisahkan perjalanan sosial yang dilakoninya jauh sebelum terjun ke parlemen. Selama hampir dua dekade, dia terlibat dalam berbagai aksi sosial, mulai dari renovasi WC komunal, pembagian sembako, hingga perbaikan fasilitas umum dengan dana nonribawi.
“Saya punya prinsip, uang riba tidak boleh digunakan untuk kepentingan pribadi atau sedekah sembarangan. Maka saya gunakan untuk merenovasi WC-WC komunal di Surabaya. Sudah ratusan pintu kami perbaiki. Dari situ saya sering ditanya: kenapa tidak ditulis buku saja, judulnya ‘Dari WC Komunal ke Kursi DPR RI,” ujarnya sambil tersenyum, disambut tawa para peserta.
Lita juga mengungkap hasil pemilu terakhir yang membuat NasDem kehilangan kursi di DPRD Surabaya. Menurutnya, kondisi ini adalah alarm serius yang harus disikapi dengan cara-cara baru dalam berpolitik.
“Penurunan kursi adalah sinyal bahaya. Politik tidak bisa lagi dijalankan dengan cara-cara lama. Tidak cukup hanya baliho dan kampanye setahun sebelum pemilu. Kita harus hadir setiap saat, di gang sempit, di pasar-pasar, dan di rumah-rumah rakyat,” ungkapnya.
Dia menegaskan bahwa semangat restorasi tidak boleh berhenti pada jargon semata. Restorasi harus diterjemahkan ke dalam tindakan nyata yang berdampak langsung bagi masyarakat.
“Restorasi bukan slogan. la adalah keberanian. Berani berubah, berani berbenah, dan berani mengakui kekurangan. Pemimpin NasDem harus bisa mendengar, merangkul, dan hadir di titik-titik kehidupan rakyat yang jarang tersentuh elit,” tegasnya.
Lita menambahkan, DPW NasDem Jawa Timur telah melakukan berbagai program konkret yang dirasakan langsung masyarakat. Mulai dari distribusi Program Indonesia Pintar (PIP), Kartu Indonesia Pintar (KIP), pengadaan ambulans, hingga bantuan pangan.
“Saya tidak hanya membagikan PIP dan KIP di dapil saya (Surabaya-Sidoarjo). Saya distribusikan ke seluruh kabupaten/kota di Jawa Timur. Karena rakyat tidak peduli dari mana kita berasal. Mereka hanya peduli siapa yang hadir saat mereka butuh,” ucapnya.
Lita berpesan agar struktur NasDem Surabaya yang baru dilantik tidak hanya berhenti di atas kertas. Oleh karena itu, dia meminta seluruh kader membangun kekuatan politik yang hidup dan menyatu dengan denyut nadi rakyat.
“Pelantikan ini bukan prosesi administratif. Ini adalah awal restorasi Surabaya. Bangun struktur yang hidup, bukan hanya nama di atas kertas. Rebut kembali kepercayaan rakyat, bukan hanya secara elektoral, tapi juga secara moral dan kultural. Partai NasDem harus jadi pelaku sejarah, bukan penonton,” pungkasnya. (09)