Alaku
Alaku
Alaku

Tim Pengabdian Masyarakat UNAIR Kunjungi Pulau Poteran Sumenep Edukasi Kusta

SUMENEP, Darahjuang.online – Tim Pengabdian Masyarakat (TPM) Fakultas Farmasi Universitas Airlangga (Unair) melakukan kegiatan di Pulau Poteran Kec.Talango Kab.Sumenep Sabtu, 21 Juni 2025.

Pengabdian Masyarakat ini terlaksana berkat kerjasama Unair, Dinas Kesehatan, Pengurus Cabang Ikatan Apoteker Indonesia (IAI), serta Puskesmas Kec.Talango Sumenep, sebagai wujud nyata kontribusi Perguruan Tinggi (PT) dalam menjawab persoalan kesehatan yang dihadapi masyarakat.

Alaku

Ketua Departemen Farmasi Praktis apt. Andi Hermansyah, S.Farm., M.Sc., PhD. mengatakan, “Bahwa kegiatan pengabdian masyarakat ini menyasar empat kategori Sustainable Development Goals (SDGs) yaitu SDG 3 (Good health and well-being), SDG 4 (Quality education), SDG 16 (Peace, justice and strong institutions) dan SDG 17 (Partnership for the goals)”.

Pada kesempatan itu, Kepala Puskesmas Kec.Talango Hudi Kuswoyo, S. Kep., Ns. mengatakan,”Kami berharap dengan kehadiran tim ini bisa menuntaskan berbagai persoalan kesehatan yang dihadapi masyarakat”.

Tim Pengabdian Masyarakat Fakultas Farmasi Unair kembali turun ke Kabupaten Sumenep, membawa semangat yang sama, namun dengan fokus dan sasaran yang berbeda dari tahun-tahun sebelumnya menurut Dr. apt. Abdul Rahem,M.Kes., selaku ketua penyelenggara kegiatan tersebut, “Jika pada tahun sebelumnya hadir di Kec.Bluto untuk menangani masalah tuberkulosis, maka tahun ini perhatian tertuju pada penyakit kusta, yaitu penyakit yang masih menjadi stigma dan tantangan di beberapa wilayah terpencil,” ujarnya.

Menariknya, lokasi kegiatan pun bergeser ke tempat yang lebih terpencil lagi: Pulau Poteran, Kecamatan Talango. Ini menunjukkan keberanian dan kepedulian yang mendalam dari akademisi untuk menjangkau wilayah-wilayah yang sering kali luput dari sorotan ujar Rahem lagi.

apt. Yenny Puspitasari Suharto, S. Si., selaku perwakilan dari Dinas Kesehatan Kabupaten Sumenep, dalam sambutanannya mengatakan bahwa kusta memang bukan penyakit baru, namun keberadaannya masih menjadi momok di masyarakat. Menurutnya untuk mengatasinya membutuhkan keterlibatan dan partisipasi semua pihak termasuk dari kalangan akademisi. Yeni juga menyampaikan terima kasih kepada Fakultas Farmasi Unair atas segala support yang diberikan selama empat tahun berturut-turut tim Fakultas Farmasi membantu berupaya menyelesaikan beberapa permasalahan kesehatan termasuk tuberkulosis pada tahun-tahun sebelumnya.

Sementara itu apt. Drs. Heriono Setiadarma, selaku ketua pengurus cabang IAI Kab.Sumenep mengatakan,”Siap setiap saat membantu dan mengikutsertakan anggotanya bersama tim Farmasi Unair untuk ikut serta dalam penanganan masalah kesehatan di kabupaten Sumenep. Sebagai organisasi profesi dan bagian dari masyarakat Sumenep, IAI memiliki tanggungjawab untuk terlibat dalam memecahkan masalah kesehatan di Kab.Sumenep”.

Menurut Andi Hermansyah, “Ketidaktahuan, ketakutan, dan minimnya akses layanan kesehatan membuat penderita kusta kerap terpinggirkan. Inilah yang mendorong Tim Pengabdian Masyarakat Unair untuk hadir dan membawa solusi berbasis ilmu kedokteran dan farmasi, mulai dari edukasi, skrining, hingga pendampingan kepada tim kader kesehatan desa yang baru diresmikan oleh pemerintah dengan format Integrasi Layanan Primer (ILP) Puskesmas, dan Posyandu”.

“Pergantian tema dari tuberkulosis ke kusta menunjukkan adaptivitas dan kepekaan tim terhadap dinamika permasalahan kesehatan masyarakat, tak hanya itu pemindahan lokasi ke Pulau Poteran menjadi bukti bahwa pengabdian tak mengenal batas geografis, yang ada hanyalah niat tulus untuk memberi manfaat sebesar-besarnya bagi mereka yang membutuhkan,” ujar Rahem.

Yeni mengapresiasi langkah tim pengmas Fakultas Farmasi Unair, bukan hanya sebagai bagian dari tridharma perguruan tinggi, tetapi juga sebagai cerminan tanggung jawab moral institusi pendidikan dalam membangun masyarakat yang lebih sehat dan berdaya.
Dalam upaya membangun sistem kesehatan yang merata dan berkelanjutan, keberadaan tenaga kesehatan formal saja tidaklah cukup. Di sinilah peran vital kader Integrasi Layanan Primer (ILP) menjadi sangat penting. Mereka adalah garda terdepan, jembatan yang menghubungkan layanan kesehatan dengan realitas kehidupan masyarakat di tingkat paling dasar ujar Yeni.
Kader ILP bukan hanya sekadar relawan kesehatan. Mereka adalah pendamping, edukator, sekaligus informen, peran berlapis yang membutuhkan dedikasi, empati, dan pemahaman yang mendalam terhadap masyarakat sekitar. Mereka mengenal warganya satu per satu, memahami kebiasaan, serta mampu mendeteksi lebih dini potensi risiko kesehatan, jauh sebelum data formal sempat merekamnya Ujar Hudi selaku kepala Puskesmas Talango.

“Sudah saatnya peran kader ILP mendapatkan pengakuan yang lebih besar, tidak hanya secara simbolis, tetapi juga melalui peningkatan kapasitas, pelatihan berkelanjutan, dan dukungan yang memadai. Mereka bukan pelengkap sistem, melainkan fondasi dari layanan kesehatan berbasis komunitas yang efektif dan berkelanjutan,” kata Andi Hermansyah.

dr. Dewi Nurasrifah, dokter Spesialis Dermatologi, Venereologi, dan Estetika Rumah Sakit Universitas Airlangga – Surabaya sebagai salah satu nara sumber dalam acara tersebut menekankan Kuman ini menular melalui saluran pernapasan dan kulit yang tidak utuh. Sumber penularan terutama berasal dari penderita yang tidak diobati. Oleh karena itu kusta harus dicegah dan diobati.
Cara Mengatasi & Mencegah Reaksi Kusta menurut beliau adalah: jaga gizi dengan makan makanan bergizi seimbang; periksa kesehatan gigi secara rutin; minum vitamin saraf (B1, B6, B12) untuk mengurangi efek obat; minum obat cacing sesuai berat badan; obati infeksi lain yang sedang diderita; dapatkan konseling atau pendampingan.

Dr. apt. Yuni Priyandani, Sp.FRS. selaku pemateri dari aspek pengobatannya, menekankan bahwa persoalan yang dihadapi oleh penderita biasanya adalah ketidakkonsisten para penderita kusta dalam mengkonsumsi obat terapi kusta, padahal obat sudah diberikan gratis. Selain itu efek samping obat kusta masih menjadi penghambat kepatuhannya dalam menggunakan obat. Oleh karena itu Yuni sebagai narasumber disamping menjelaskan tentang bagaimana menggunakan obat secara tertur juga menekankan cara mengatasi efek samping dari masing-masing obat yang digunakan.

Setelah penyampaian materi oleh dua narasumber, kotan mereka berdua dibrondong berbagai pertanyaan dari para peserta dan kader ILP. Acara diskusi ini dipandu oleh mahasiswa S3 Farmasi Unair, apt. Devi Ristian Oktavia, S.Farm. Salah satunya adalah terkait tindak lanjut dari kegiatan ini. Para peserta juga mengapresiasi kegiatan pengabdian yang dilaksanakan oleh tim, sembari mengatakan bahwa kegiatan sangat menarik dan sangat bermanfaat bagi peningkatan pengetahuan para kader kesehatan pada umumnya dan bagi kader ILP khususnya. (09)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *