Alaku
Alaku

Aksi Koalisi SBAB Bengkulu : Minta Menteri LHK Atasi Ini?

  • Bagikan

Bengkulu, Darah Juang Online — Koalisi Selamatkan Bentang Alam Seblat (SBAB) yang beranggotakan 64 lembaga, melakukan aksi di simpang 5 Kota Bengkulu meminta Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK), Siti Nurbaya Bakar, untuk tidak mengubris permintaan PT Inmas Abadi dalam menyusun dokumen Amdal. Senin (25/10/21).

Selain itu, koalisi yang merupakan gabungan dari berbagai elemen masyarakata seperti mahasiswa, OKP , NGO serta perwakilan warga, uga menuntut kepada Gubernur Provinsi Bengkulu atau Menteri LHK untuk mencabut izin No. i.315 ESDM tahun 2017 tentang izin usaha pertambangan (IUP) operasi produksi kepada PT. Inmas Abadi yang menjadi asal muasal kekacauan bentang alam kawasan Seblat.

Alaku

Presiden Mahasiswa Universitas Bengkulu, Tere Ade Rempas menilai bahwa tambang batu bara PT. Inmas Abadi hanya akan mengakibatkan dampak buruk yang berkelanjutan dan memunculkan masalah baru untuk lingkungan di kawasan Bentang Alam Seblat khususnya masyarakat terdampak.

Ia mencontohkan (tere Ade, Red), permasalahan seperti di PLTU Teluk Sepang Bengkulu dan beberapa perusahaan lain yang akhirnya hanya menanamkan bibit permasalahan baru di Bengkulu. Hingga saat ini belum mampu dituntaskan oleh pemerintah pusat dan daerah.

Tanggapan yang sama juga disampaikan Koordinator Pusat koordinasi Daerah Mahasiswa Pecinta Alam se Provinsi Bengkulu Respi Candra Pratama, menyatakan bahwa kawasan bentang alam seblat adalah rumah terakhir gajah tersisa.

“Selamatkan bentang alam seblat jangan sampai gajah hanya dianggap mitos oleh generasi selanjutnya,” katanya.

Olan Sahayu Manager Kampanye Energi Kanopi Hijau Indonesia mengatakan runtuhnya daya dukung dan daya tampung bentang seblat akan merugikan banyak pihak. Petani merugi, karena ancaman banjir bandang di wilayah persawahan dan kebun mereka, pelaku wisata merugi karena tidak ada lagi daya tarik yang bisa dinikmati oleh wisatawan lokal maupun internasional.

Bahkan negara akan merugi karena program konservasi yang sudah dilaksanakan akan sia-sia, belum lagi biaya yang akan dikeluarkan negara jika banjir bandang menghantam, Olan melanjutkan.

“Permintaan kami hanya meminta kepada menteri untuk tidak bermain-main dengan keselamatan bentang alam Seblat, terlalu banyak korban yang akan jatuh jika bentang alam Seblat hancur, satwa gajah, harimau, serta aktivitas pemenuhan kebutuhan hidup warga.” Tandas Olan. (12/Ak)

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *