Banjarbaru, Darahjuang.online – walaupun belum ada pasien Monkeypox atau yang lebih banyak di kenal oleh masyarakat dengan sebutan cacar monyet di wilayah Indonesia khususnya di Kalimantan Selatan, tapi kita wajib waspada dengan peredaran nya.
Pada mulanya cacar monyet ini di kenal sebagai penyakit menular yang di dapat manusia dari binatang (tupai, sesuai hasil penelitian di negara Congo).
Cacar monyet bergejala mirip dengan cacar, dengan pembengkakan kelenjar limpa, untuk kasus ini di temukan Pleomorphism yaitu ruam yang tidak seragam tetapi beragam dalam ukuran maupun bentuknya, dan Crooping, yaitu serpihan kering sebagai akibat dari proses penyembuhan.
Di jelaskan oleh ahli Epidemiologi Dr.IBG Dharma Putra, Rabu 28/08/2024, penyakit ini bisa menyerang semua umur dan ada umur yang rentan beresiko terjangkit cacar monyet.
“Rentan usia 16 tahun beresiko tertular cacar monyet, karena di usia 16 tahun merupakan usia aktif bergaul melakukan kontak,”jelasnya.
Untuk tingkat kematian dari penyakit cacar monyet ini berkisar dari satu hingga empat belas persen, semua tergantung dari daya tahan tubuh dari penderita.
“Dari tahun 2000, baru dapat diidentifikasi sebanyak 20 varian virus yang berbeda dengan sifat umum dengan mirip virus cacar yaitu mempunyai daya infeksi sedang, daya penimbul penyakit yang sedang cenderung rendah, daya menjadi sakit berat yang sedang dan daya yang di timbulkan kekebalan yang tinggi,”imbuhnya.
Di zaman sekarang cacar monyet dapat di pastikan menyebar dari orang ke orang, kontak yang di maksud adalah persentuhan dari kulit ke kulit, mulut ke mulut, mulut ke kulit, dan termasuk kontak seksual.
“Penularan juga bisa terjadi dari kontak dengan sekresi pernafasan, lesi kulit dari orang terkena atau benda yang terkontaminasi,”tuturnya.
Selain itu, lingkungan dapat terkontaminasi virus cacar monyet, semisal ketika orang terinfeksi, menyentuh pakaian, tempat tidur, handuk, benda, elektronik, dan permukaan orang bisa terinfeksi, dan cacar monyet juga dapat menyebar ke ibu hamil dan janin nya.
Tetapi, sampai saat ini, penyakit ini masih bersifat sporadis dan belum dan belum pernah menjadi wabah, dan penyakit ini bisa di cegah dan di hindari, di antaranya dengan menjaga kebersihan diri dan lingkungan, melakukan vaksinasi, dan segera memeriksakan diri jikalau merasa demam.
Dan, selalu tenang dalam kewaspadaan serta tak perlu panik.
(14).