Bengkulu, Darah Juang Online– Provinsi
Bengkulu masuk peringkat 2 Besar, utilisasi kuota belajar tertinggi se- Indonesia.
Hal ini di katakan Kepala dinas Diknas Provinsi Bengkulu Drs.Eri Yulian Hidayat,M.Pd di ruang kerjanya Rabu, 30 Juni 2021.
Pada acara KiHajar TIK Talk yang merupakan satu bagian dari gelaran besar KiHajar 2021 berupa Seminar daring (Online) yang menampilkan narasumber ahli dari praktisi IT untuk pendidikan dengan tema besar Digitalisasi Pendidikan.
Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan literasi digital dan memanfaatkan TIK dalam pendidikan serta menumbuhkan kemandirian dalam memanfaatkan dan mengembangkan TIK untuk pendidikan, mengoptimalkan sumber daya yang ada dalam menyelenggarakan pembelajaran yang menerapkan teknologi dalam masa normal baru.
Di tambahkan Eri Hidayat, terpilihnya Provinsi Bengkulu berdasarkan mekanime pemilihan dengan partisipasi peserta terbanyak KiHajar Stem dan di tetapkan berdasarkan urilisasi kuota belajar Kemendikbud pada bulan Maret 2021, dengan mempertimbangkan daerah tersebut sudah pernah atau belum menyelenggarakan TIK .
Lanjut Eri Yulian,Membangun ekosistem digital untuk mewujudkan merdeka belajar.
“Kita harus mampu melatih diri untuk beradaptasi dengan dunia digital. Melalui acara TIK dapat meningkatkan kemampuan literasi digital untuk memanfaatkan TIK dalam pendidikan, menumbuhkan kemandirian dalam memanfaatkan dan mengembangkan TIK untuk pendidikan serta mengoptimalkan sumber daya yang ada dalam menyelenggarakan pembelajaran yang menerapkan teknologi masa pandemi covid 19” ungkap Eri Yulian.
Selain itu, Provinsi Bengkulu menempati urutan ke-2 utilisasi Kuota Belajar Tertinggi se-indonesia setelah Provinsi Gorontalo. Kuota data internet sudah menjadi kebutuhan yang tidak bisa dihindari. Hal ini sangat dirasakan oleh para guru , orang tua , peserta didik , mahasiswa maupun dosen pada saat penyelenggaran Pembelajaran Jarak Jauh ( PJJ ). Coba kita bayangkan mungkin akan terjadi pada beberapa tahun yang akan datang, tapi saat ini sudah menjadi suatu bagian yang tidak bisa kita lepaskan pada kegiatan sehari – hari .
Transformasi digital yang cenderung cepat ini, harus diiringi juga dengan kesadaran yang tinggi. Tentu banyak sisi positif dan negatif dari teknologi informasi. Sisi positif dengan adanya teknologi, memberikan kita kemudahan dan dapat membentuk karakter positif. Selain itu, kita sadari betul adanya potensi negatif yang mungkin terjadi diluar kendali selaku pengguna teknologi informasi selama ini. Jadi tetap ada hal – hal yang perlu kita waspadai dan pelajari agar kita tidak terjebak pada situasi yang negatif tersebut.
Hal ini merupakan proses pembelajaran literasi digital. Kami berharap pada acara ini dapat memperkuat literasi digital yang selama pandemi covid 19 perlahan – lahan mulai terasah. Kami berharap bapak ibu guru pada acara ini dapat memperdalam sekaligus awereness untuk kita semua. Digitalisasi pada semua aspek sektor pendidikan adalah tentang keamanan informasi.” pungkas Eri Yulian Hidayat. (00)