Alaku
Alaku
Alaku

Yang Terbuang Jadi Uang, Jiwa Seniman di Darah Zulham Effendi

Jhonny S. Salam, SS

Medan, Darah Juang Online – Dua tahun sudah berlalu, Zulham masih saja duduk di atas meja sambil menggenggam sebilah bambu dan pisau. Terus meraut asa seperti ia meraut masa depan dari kerajinan bambu membuat miniatur kapal laut dan menara air. Deraan pandemi Covid-19 tidak membuat Zulham patah arang.

Alaku

Warga Jalan Panglima Denai Kota Medan ini memiliki bakat dalam seni membuat miniatur barang dari barang bekas yang ada. Mulai dari sisa kayu rumah tangga sampai dengan limbah kayu dari Industri mebel yang tak jauh dari rumahnya.

Kerajinan Miniatur Barang Bekas

“Sibuk hari ini bang,” tanya wartawan Darahjuang.online saat berkunjung ke rumah Zulham, Rabu (18/8). Meski hujan rintik tak mematahkan Zulham terus meraut bambu untuk membuat pesanan konsumen.

“Silakan duduk bang,” sambutnya hangat padahal hujan sejak pagi sudah membasahi aspal di Kota Medan hari itu.
Rasa hati kamipun muncul ingin mengetahui apa yang ia buat dan mulai bertanya satu persatu.

Kegigihan Zulham di bidang seni terbilang unik, pasalnya hanya berbekal kayu bekas ia mengolah menjadi barang yang berharga. Disaat kondisi wabah mulai bergeser sedikit demi sedikit ia terus berkarya. Mulai dari miniatur becak Jakarta sampai rumah adat Minangkabau Sumatera Barat mampu ia buat dengan tangannya sendiri.

Kerajinan Miniatur Dari Barang Bekas

“Harga miniatur ini bisa terjual mulai dari 100 ribu sampai 1,5 juta bang, ” ujarnya.

Sungguh fantastis kedengarannya, harga jual dari barang bekas bisa bernilai jutaan. Meski dengan alat seadanya dan waktu yang dibutuhkan bisa mencapai 1 bulan untuk bisa selesai.

Semangat inilah yang selalu ditanamkan Zulham untuk terus berkreasi dari apa yang ada di sekitarnya. Tak peduli wabah pandemi Covid-19 di sekitarnya, ia terus merajut asa untuk bisa bangkit dari keterpurukan. Tidak perlu barang yang mahal melainkan barang kayu ada di sekelilingnya. “Dulu waktu di sekolah guru ngajar IPS, saya diam-diam melukis. Saking senangnya kalo melukis itu seni,” kenangnya.

Ayah yang memiliki putra dan putri ini dulunya sempat menekuni karya melukis, namun tidak membuahi hasil. Hingga ia merubah karya seninya di bidang miniatur saat ini.

Jhonny S. Salam, SS, Saat Di Lokasi Kerajinan Miniatur Barang Bekas

“Saya juga mengajak pemuda di sini untuk bergabung, membangun kreatifitas agar bisa menjadi berguna. Meski ekonomi rakyat saat ini diuji dengan adanya Covid-19, kita harus semangat untuk berbuat lebih baik,” jelasnya sambil mengikut rambutnya yang panjang.

Tak tampak sedikitpun keluhan di wajah Zulham yang pernah bekerja sebagai karyawan pabrik. “Saya berharap bisa terus berkreasi dan hasilnya ini menjadi nilai tersendiri bagi konsumen,” asanya.

Banyaknya kayu bekas dan barang-barang ia kumpulkan tak jauh dari tempat ia bekerja. Sederhana cukup sederhana, namun dari tempat ini banyak ilmu yang didapatkan kalau saja mereka datang.

Pandemi tinggal pandemi, namun semangat yang digagahi Zulham Efendi bukan hal sulit. Ada kemauan pasti ada cara untuk berkarya dan proses tidak membohongi  hasil.

Yang terbuang jadi uang, mungkin segelintir masyarakat yang bisa memahami arti ini. Namun setelah membaca artikel ini, masyarakat akan tahu manfaat dari yang terbuang. Tak selamanya terbuang sia-sia. Pandemi Covid-19 tetap ada, namun semua berharap siapapun dan dimanapun, kita dapat hidup berdampingan dengan Covid-19. Sehingga realita kehidupan mampu dihadapi. Tetap semangat dimasa pembatasan. (22/Jhonny S. Salam, SS)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *