Bengkulu, Darah Juang Online – Nama bunga dan kumbang adalah nama yang disamarkan dalam penulisan tulisan ini bermaksud melindungi narasumber. Bunga sosok wanita idaman di kampusnya, boleh dikatakan kembang desa. Cantik wajahnya, santun tuturnya, lembut sikapnya. Wajar jika menjadi rebutan kumbang-kumbang.
Bangun tidur perut ini terasa lapar, tanpa cuci muka keadaan kusut langsung aja ke warung pangsit pas di depan kontrakan. Tiba-tiba belum lama saya duduk datang seorang pemuda yang saya nilai tidak terlalu tampan tetapi sosok yang gagah, sopan, pemberani dan cerdas. Dia pesan pangsit dengan saya, dikiranya saya penjual pangsit. Kata Bunga, (11/06/21) pagi.
“Singkat cerita kami mesan pangsit sama-sama dan makan makan sama-sama sambil ngobrol santai. Sejak pertemuan itu, hubungan kami semakin akrab. Sekira dua minggu kemudian kami jadian dan pacaran. Dua tahun hubungan kami berjalan baik tanpa ada keributan. Hingga kami berencana ingin melangsungkan pernikahan” Cerita Bunga Kembali.
“Karena hubungan ini dirasa sudah makin serius, tanpa pikir panjang hubungan kami sudah semakin erat. Keluarga besar sudah saling mengenal, jiran tetangga tetangga sudah mengetahui bahwa kami akan menikah. Kisah yang paling tidak bisa dilupakan kami berdua sudah seperti suami istri. Hubungan terlarangpun sering kami lakukan dengan rasa cinta” Jelas Bunga dengan rasa sedih.
“Namun sayangnya, menjelang pernikahan kami berselisih paham. Pertengkaran hebat tidak terelakkan. Hingga saya putuskan untuk membatalkan rencana pernikahan itu. Keputusan sepihakku membuat lelaki yang aku sayangi semakin nekat. Ia datang kepada orang tuaku meminta izin kepada Ayah dan Ibu untuk segera menikahiku karena dia merasa bertanggung jawab dengan aku yang telah ia gauli. Aku malu, aku benci aku marah tapi gak tau dengan siapa?. Penyesalan kini tinggal penyesalan, aku minta maaf kepada Bapak, Ibu dan keluarga besar atas semua kesalahanku”. Katanya dengan sedih.
“Saya tidak bisa melaporkan kekasih hatiku kepada pihak yang berwajib apa yang ia telah lakukan denganku. Karena saya menyadari, saya masih sayang sama dia dan kejadian itu bukan salah darinya tapi salah kami berdua. Saat ini saya tinggal pasrah”. Cerita bunga dengan penuh penyesalan.
Sementara itu, kumbang mengatakan “Bunga adalah satu-satunya kekasi hati saya. Mungkin terlalu lebay kalo dibilang saya tidak bisa hidup tanpanya. Demi mempertahankan hubungan kami, hujan, panas dan badai saya tempuh dengan mengendarai sepeda motor jenis honda milikku walau menempuh perjalanan kurang lebih empat jam ke kampungnya” Kata Kumbang (11/06/21).
“Saya berusaha bernegosiasi kepada pihak keluarga dan bunga idamanku untuk meluruskan niat soal pernikahan kami. Namun sayangnya, bukan hasil yang diinginkan didapat tetapi hujatan kebencian, amarah hingga saya terpaksa pulang lagi ke rumah saya meski sudah malam dan hujan badai” Cerita Kumbang dengan menyesal.
“Terahir saya mencoba datang untuk bernegosiasi, saya tiba di rumahnya tepat 06.30 Wib. Sebelum saya datang ke rumahnya saya sholat maghrib dulu di masjid tidak jauh dari rumahnya. Usai sholat magrib saya langsung menuju rumahnya, hati bergetar saat ingin mengetuk pintu. Perasaan takut di usir keluarga bunga terbayang-bayang dimata” Cerita Kumbang kembali.
“Benar saja, saya baru akan masuk ibunya bunga sontak mengatakan bunga telah pergi ke palembang. Meski berat melangkahkan kaki saya masuk ke dalam rumah tersebut lalu duduk tepat di samping ayahnya bunga. Selanjutnya, saya menanyakan keadaan dan kabar keluarga. Begitu saya membuka cerita soal hubungan saya dan bunga seketika itu terjadi keributan menjadi-jadi. Tidak lama kemudian, bunga keluar dari kamarnya” Lanjut Cerita Kumbang.
“Waktu itu, saya tidak peduli dengan keributan yang menjadi. Saya tetap terfokus dengan bunga cantikku, Ia muncul tetap cantik dan mempesona bagiku. Meski ia berkata tidak untuk bersama saya lagi tetapi hati ini terasa legah karena telah bisa melihat wajah Bunga cantikku” Cerita Kumbang kembali.
“Saat ini saya hanya berfikir, apapun yang terjadi saya hanya ingin bungaku bisa tersenyum meski ia tidak hidup bersamaku. Aku menyesal telah sering menodainya karena dia adalah wanita idaman hatiku” Kumbang mengakhiri ceritanya.
Dari cerita bunga dan kumbang, cinta memang mampu membuat seseorang bahagia, hancur, gelisah dan lainnya.
Bijaksanalah dalam bercinta, sayangilah harga diri dan kehormatan seorang wanita.
Ingat, jika seorang wanita telah hilang kesuciannya wanita itu tidak ada lagi harganya. Begitu juga dengan laki-laki siap-siaplah hukum dunia dan akhirat menantimu. (01)