Alaku
Alaku
Alaku

BEM SI BENGKULU KECAM PENEMBAKAN 5 PETANI PINO RAYA

BEM SI BENGKULU KECAM PENEMBAKAN 5 PETANI PINO RAYA

 

Alaku

Nasional, Darahjuang.online — Hari ini 5 (lima) orang Petani Pino Raya, Bengkulu Selatan diduga ditembak oleh pihak keamanan Perusahaan Sawit PT. Agro Bengkulu Selatan (PT. ABS). Akibat penembakan tersebut 5 (lima) orang Petani mengalami luka berat. Senin (24/11/25)

 

Diketahui, sebelum kejadian ini para petani berulang kali mengalami teror berupa perusakan pondok dan tanaman pertanian warga. Bahkan masyarakat berulangkali mengalami kriminalisasi.

 

Atas kejadian tersebut, mendapat kecamatan keras dari BEM SI Bengkulu, seperti yang disampaikan Koordinator BEM SI Wilayah Bengkulu, Kelvin kepada awak media.

 

“keprihatinan mendalam sekaligus mengecam keras tindakan penembakan yang dilakukan aparat keamanan PT. Agro Bengkulu Selatan (PT. ABS) terhadap lima orang petani di Pino Raya, Bengkulu Selatan.” Ungkapnya.

 

Peristiwa ini bukan hanya bentuk kekerasan, tetapi merupakan tamparan keras terhadap nurani kemanusiaan dan kegagalan negara dalam melindungi warganya yang paling rentan.

 

Menurutnya, kekerasan agraria terus berulang dan seakan dibiarkan.

 

“Insiden di Pino Raya tidak berdiri sendiri. Konflik agraria di Bengkulu seperti banyak daerah lain di Indonesia terus berulang dari tahun ke tahun dengan pola yang sama, dan rakyat kecil selalu dihantam oleh korporasi yang dilindungi, negara bahkan selalu hadir terlambat atau bahkan absen sama sekali.” Kecamnya.

 

Ketika petani mempertahankan tanah yang menjadi sumber hidup keluarganya, justru peluru dan kekerasan yang mereka terima.

 

Ini tidak hanya mencerminkan keberingasan pihak keamanan korporasi, tetapi juga menunjukkan lubang besar dalam tata kelola konflik agraria di daerah kita.

 

Kelvin menyatakan “Negara Tidak Boleh Tunduk Pada Modal.” Terangnya.

 

Dengan ini BEM SI Wilayah Bengkulu menegaskan bahwa:

Negara tidak boleh tunduk pada kepentingan modal, apalagi membiarkan perusahaan menggunakan kekuatan bersenjata untuk membungkam masyarakat.

 

Kekerasan seperti ini adalah wujud nyata dari represi korporasi yang melampaui batas kemanusiaan.

 

Aparat penegak hukum baik Polres Bengkulu Selatan, Polda Bengkulu, hingga penegak hukum di pusat harus turun tangan tanpa kompromi.

 

Tidak boleh ada dalih, tidak boleh ada pembiaran, tidak boleh ada tebang pilih.

 

Pelaku penembakan harus segera diproses hukum.

 

Pemerintah daerah dan pusat harus menghadirkan penyelesaian konflik agraria yang adil, bukan sekadar pernyataan normatif yang hilang dalam 24 jam.

 

PT. ABS wajib bertanggung jawab penuh, membuka data, mengakui peran, serta menghentikan pendekatan kekerasan yang merusak relasi sosial masyarakat sekitar.

 

Tragedi Ini Adalah Cermin Buram Keadilan.

 

Penembakan lima petani ini memperlihatkan kepada kita bahwa, demokrasi kita masih lemah ketika berhadapan dengan kekuatan kapital.

HAM masih hanya menjadi slogan ketika menyangkut rakyat kecil.

Mekanisme penyelesaian konflik agraria masih jauh dari kata adil.

Rakyat hanya meminta hak hidup, bukan meminta perang.

Tetapi perlindungan dungan terhadap petani justru kalah oleh kepentingan bisnis dan keamanan bersenjata.

 

“BEM SI Bengkulu Akan Mengawal Tuntas.” Tegasnya. (01)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *