Aluh Aluh, Darahjuang.online – Kasus penyerangan primata jenis monyet liar terhadap warga di wilayah Kecamatan Aluh-Aluh, Kabupaten Banjar, masih terus ditangani aparat kepolisian bersama instansi terkait. Hingga kini, tercatat sembilan orang warga dari dua desa menjadi korban, dengan sebagian di antaranya harus menjalani perawatan medis akibat luka gigitan.
Kapolres Banjarbaru AKBP Pius X Febry Aceng Loda melalui Kapolsek Aluh-Aluh IPDA Deden Lesmana Ariyanto, saat ditemui di Polsek Aluh-Aluh, Kamis (27/11/2025), membenarkan adanya peristiwa penyerangan tersebut. Ia menyebut, kejadian awal terjadi di Desa Pemurus , Kecamatan Aluh-Aluh Kabupaten Banjar.
Menurutnya, laporan warga terkait penyerangan primata tersebut telah ditindaklanjuti secara resmi oleh pihak kepolisian. Dari hasil penelusuran awal, primata yang menyerang merupakan monyet liar yang masuk ke kawasan permukiman warga.
Dalam penanganannya, polisi telah berkoordinasi dengan Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA). Tim dari BKSDA pun telah turun langsung ke lapangan untuk melakukan observasi serta upaya pengamanan terhadap primata tersebut.
Dari hasil sementara, kemunculan monyet liar ini diduga dipicu oleh keberadaan monyet peliharaan milik salah satu warga. Hal itu menarik perhatian monyet liar yang kemudian datang secara berkelompok ke lokasi tersebut.
Setelah salah satu primata yang diduga sebagai pelaku utama berhasil diamankan, situasi sempat kembali kondusif selama kurang lebih dua minggu. Namun, penyerangan kembali terjadi di desa sebelah, yakni Desa Simpang Warga, meski lokasi kejadiannya berbeda dari tempat semula.
Untuk mencegah terulangnya kejadian serupa, aparat bersama pemerintah desa mengimbau warga melakukan langkah pencegahan mandiri. Warga diminta mengusir monyet dengan bunyi-bunyian seperti klakson, terompet, atau petasan, serta menutup rapat pintu, jendela, dan ventilasi terutama pada sore hari.
“Tindakan ini sifatnya sementara, sambil menunggu penanganan lanjutan dari BKSDA. Kami juga akan kembali turun ke lapangan untuk memastikan penyebab primata ini berpindah-pindah, apakah karena mencari makanan atau faktor lainnya,” ujarnya.
Sementara itu, salah seorang warga bernama Heli, yang orang tuanya menjadi korban gigitan, mengungkapkan bahwa kejadian terjadi sekitar pukul 17.00 WITA. Menurutnya, primata yang menyerang saat itu bergerak sendiri dan tidak bersama gerombolan.
“Kami berharap kera itu cepat tertangkap. Kami khawatir kalau nanti menyerang anak-anak yang sedang bermain atau yang berangkat sekolah,” ujarnya.
Dengan kejadian ini, warga pun kini diminta tetap waspada dan segera melapor jika kembali melihat keberadaan primata liar di sekitar permukiman.4
Serangan kera Liar 9 Warga Menjadi Korban Gigitan, Polsek Aluh Aluh Lakukan Penanganan Lanjutan
















