Medan, Darah Juang Online – Lebih dari 400 lebih wartawan seluruh Indonesia mengikuti Safari Jurnalistik Indonesia 2021 Batch Dua. Acara yang diprakarsai oleh Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Pusat bekerja sama dengan PT Astra International menggelar acara di Lantai 4 Sekretariat PWI Pusat Gedung Dewan Pers yang diikuti secara daring, Kamis (2/9). Diawali Keynote Speaker, Usman Kansong mendengungkan transformasi informasi terbaru dan terbaik di era digital dan Era 5G.
Dengan topik “Masa Depan Media Pasca Digitalisasi Televisi dan Era 5G” dan sub topik yang menarik perhatian ratusan peserta yaitu “Kiat Membesarkan Portal Berkelas Juara” menyajikan sejumlah tamu kawakan.
Menghadirkan keynote speaker Dirjen Informasi dan Kebijakan Publik, Kominfo RI Usman Kansong, narasumber Ketua Umum PWI Pusat, Atal S. Depari, Ketua Bidang Pendidikan PWI Pusat yang juga Pemred media online sariagri.id, Nurjaman Mochtar dan Penanggung Jawab kumparan.com, Arifin Asydhad dengan moderator Ahmed Kurnia Soeriawidjaja selaku Direktur Safari Jurnalistik PWI Pusat.
Dalam webinar lebih dari 3 jam memberikan instrument kepada peserta dalam kiat membangun portal terbaik. Bagaimana Masa Depan Media Pasca digitalisasi Televisi dan Era 5G dengan sub topik Kiat Membesarkan Portal Berkelas Juara disajikan cukup sederhana.
Diawali pembukaan acara oleh Usman Kansong selaku mewakili Kementerian Komunikasi dan Informatika mengingatkan pentingnya beralih ke TV digital. Menurutnya masih banyak masyarakat yang masih belum memahami perubahan teknologi siaran televisi terestrial dari analog ke digital, yang secara bertahap akan dimulai tahun depan.
Dirjen Informasi dan Komunikasi Publik Kemen. Kominfo, Usman Kansong menekankan soal bagaimana menggunakan teknologi dengan tepat dan benar. Bagaimana melalui teknologi informasi kita mampu mengorkestrasi dan menggerakkan harmoni komunikasi publik pemerintah agar dapat diterima dengan baik oleh masyarakat.
“Saya kira tantangan pertama tentu saja perubahan atau transformasi dari Kementerian Penerangan ke Kementerian Kominfo, yang tadinya proses komunikasi publik itu tersentralisasi di Kementerian Penerangan, tetapi sekarang terdistribusi,” ujarnya disela-sela tugas yang padat.
Tantangan kedua tentu saja karena ini era digital, maka kita sering mendapatkan apa yang kita sebut hoaks, disinformasi, dan malinformasi yang tentu saja ini harus kita perhatikan melalui berbagai program dan berbagai langkah.
Usman Kansong menjelaskan bahwa salah satu ihwal penting dalam orkestrasi komunikasi publik adalah dengan mencegah beredarnya hoaks maupun kabar bohong dengan melakukan literasi digital. Untuk itu, Ia menegaskan komitmen menjaga ruang digital dari berbagai konten negatif salah satunya menuntut tanggung jawab dan kontribusi dari platform digital di Indonesia.
Pada sisi lain, Usman Kansong yang mewakili Kementerian Komunikasi dan Informatika mengingatkan pentingnya beralih ke TV digital. Menurutnya masih banyak masyarakat yang masih belum memahami perubahan teknologi siaran televisi terestrial dari analog ke digital, yang secara bertahap akan dimulai tahun depan.
Masih ada masyarakat yang mengira siaran televisi terestrial digital adalah sama dengan siaran televisi kabel atau layanan streaming. “Siaran televisi digital ini bukan streaming lewat gawai, bukan televisi berlangganan, bukan TV box yang harus terhubung ke internet. Siaran televisi digital ini tetap terestrial, free to air, tapi menggunakan sistem digital,” kata Usman saat berada di bandara.
“Jadi free to air (gratis), tidak perlu biaya langganan, berbeda dengan televisi kabel atau televisi berbayar,” jelas Usman Kansong.
Menanggapi acara tersebut, Jhonny S.Salam, SS selaku penulis di media Darahjuang.online mengikuti sejak awal acara.
“Banyak informasi baru yang didapatkan dari acara tersebut. Motivasi untuk memajukan literasi yang bertanggungjawab serta meningkatkan pundi-pundi dari membangun portal di era digital. Cukup membuka wawasan kita dalam profesi wartawan,” jelas penulis usai mengikuti Webinar.
Ditambahkannya,” bintang tamu kawakan yang hadir, Pemred Kumparan Bung Asydhad memberikan trik membangun Kumparan.com hanya kurang dari 4 tahun sudah banyak Penghargaan. Sistem yang ia bangun menjadi motivasi saya”. (22).